1.Tari
Piring
Tari Piring atau disebut tari piriang merupakan tarian tradisional
Sumatera Barat yang berasal dari Solok Sumatera Barat. Tari Piring masih terus
lestari hingga sampai saat ini. Tarian piring memiliki gerakan yang menyerupai
gerakan para petani semasa bercucuk tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya.
Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman
mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat dengan para penari memegang
piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh
berbagai alat musik tradisional Sumatera Barat
seperti talempong dan saluang. Kadangkala, piring-piring itu akan dilontar ke
udara atau pun dihempas ke tanah dan pecahan piring yang dilontar ke tanah akan
dipijak oleh penari-penari tersebut.
Tari piring pada awalnya merupakan tarian ritual yang dilakukan oleh masyarakat Solok sebagai rasa syukur kepada para dewa akan hasil panen yang melimpah ruah. Tarian ini menggunakan media piring yang diisi dengan berbagai sesaji. Namun ketika agama islam masuk ke Mingangkabau, tari piring tidak lagi menjadi acara ritual, akan tetapi tarian ini berubah menjadi sara hiburan dan kesenian daerah.
Tari piring pada awalnya merupakan tarian ritual yang dilakukan oleh masyarakat Solok sebagai rasa syukur kepada para dewa akan hasil panen yang melimpah ruah. Tarian ini menggunakan media piring yang diisi dengan berbagai sesaji. Namun ketika agama islam masuk ke Mingangkabau, tari piring tidak lagi menjadi acara ritual, akan tetapi tarian ini berubah menjadi sara hiburan dan kesenian daerah.
2.Tari Payung
Tari payung merupakan tarian tradisional dari Sumatera Barat yang
menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi
kekasih tersebut dengan payungnya.Tari payung memang merupakan tari pergaulan
muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan
payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah
dengan selendang untuk penari wanita.Musik yang mengiringi tari payung ini
sangat dinamis. Tari payung biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta,
pameran, dan lain sebagainya.
3. Tari Lilin
Tari Lilin adalah tarian
tradisional Sumatera Barat. Tari lilin ini merupakan tarian
istana pada zaman dahulu yang dilakukan pada malam hari. Para penari yang
melakukan tarian lilin terdiri dari beberapa orang yang menggunakan piring
kecil yang berisi lilin menyala ditangannya. Tari lilin selalu diiringin oleh
musik yang dibawakan oleh sekelompok musisi. Tari lilin dilakukan dengan sangat
hati-hati, agar piring yang ada ditangan tidak jatuh serta lilin yang ada dalam
piring tersebut tidak mati.
4. Tari Indang
Tari Indang adalah salah satu kesenian anak nagari wilayah Pesisir
Minangkabau khususnya di Pariaman yang sudah berkembang sejak abad ke 13
seiring dengan masuknya agama Islam ke Minangkabau. Awalnya Kesenian ini
dimainkan oleh 13 orang penari plus 1 orang tukang dzikir dan syair yang berisi
pujian terhadap nabi (Shalawat Nabi), pemain memainkan alat musik tambourin
mini yang disebut dengan rapai. Tari indang pada awalnya digunakan sebagi media
dakwah yang biasanya dimainkan pada malam hari dan pada peringatan hari-hari
besar islam serta pada acara besar lainnya sepeti penyambutan tamu, pengankatan
pejabat dll.
Tokoh yang memperkenalkan sekaligus pembuat gerakan tari indang Rafa’i beliau adalah salah seorang pengikut syaikh Burhanuddin seorang ulama dan tokoh penyebaran islam daerah sumatera barat, Sejarah Tari Indang Tari indang tidak seperti seni tari pada umumnya, tari Indang tidak menonjolkan gerakan tubuh yang penari dalam pertunjukannya. Karena pada dasarnya tari Indang adalah salah satu bentuk sastra lisan dan media dakwah yang dalam penyampaiaannya lebih mengedepankan permainan rebana dan dendangan syair - syair yang biasanya bernafaskan Islam.
Tari indang Minangkabau ini juga disebut dengan tari badindin.
Tokoh yang memperkenalkan sekaligus pembuat gerakan tari indang Rafa’i beliau adalah salah seorang pengikut syaikh Burhanuddin seorang ulama dan tokoh penyebaran islam daerah sumatera barat, Sejarah Tari Indang Tari indang tidak seperti seni tari pada umumnya, tari Indang tidak menonjolkan gerakan tubuh yang penari dalam pertunjukannya. Karena pada dasarnya tari Indang adalah salah satu bentuk sastra lisan dan media dakwah yang dalam penyampaiaannya lebih mengedepankan permainan rebana dan dendangan syair - syair yang biasanya bernafaskan Islam.
Tari indang Minangkabau ini juga disebut dengan tari badindin.
5.
Tari Randai
Randai adalah seni pertunjukan teater khas Minangkabau yang merupakan
gabungan dari seni peran, seni tari, seni musik dan seni beladiri.
Pertunjukan randai ini diadakan di lapangan terbuka di kampung hampir di seluruh nagari di kabupaten Solok dan juga Sumatera Barat. Pemain Randai tergabung dalam kelompok seni Randai yang anggotanya terdiri dari anak anak dan orang dewasa. Pada Kelompok Randai zaman dahulu tidak ada anggota randai wanita, sehingga untuk memerankan seorang wanita salah seorang anggota randai didandani mirip wanita. Pemain pemeran wanita ini disebut bujang gadih. Seiring perkembangan zaman, sekarang sudah banyak kelompok randai yang memiliki anggota wanita.
Pertunjukan randai ini diadakan di lapangan terbuka di kampung hampir di seluruh nagari di kabupaten Solok dan juga Sumatera Barat. Pemain Randai tergabung dalam kelompok seni Randai yang anggotanya terdiri dari anak anak dan orang dewasa. Pada Kelompok Randai zaman dahulu tidak ada anggota randai wanita, sehingga untuk memerankan seorang wanita salah seorang anggota randai didandani mirip wanita. Pemain pemeran wanita ini disebut bujang gadih. Seiring perkembangan zaman, sekarang sudah banyak kelompok randai yang memiliki anggota wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar